SEPERDETIK. COM – Jalan ruas antar Desa Taopa Induk menuju Desa Taopa Utara Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong yang dilakukan oleh CV Ballo Cipta Sejatra dengan nomor kontrak 02/SP/DAU/REKON/-JLN/BM-PUPR/VI/2024, menuai kritik dari warga setempat.
Proyek yang seharusnya meningkatkan kualitas infrastruktur di daerah tersebut, justru disayangkan karena hasilnya dinilai tidak sesuai dengan harapan.
Proyek peningkatan jalan ini menelan anggaran sebesar Rp1.294.095.400.00 dari Dana Alokasi Umum (DAU) namun dalam waktu setelah beberapa minggu dikerjakan pekerjaannya terhenti di pertengahan pelaksanaannya, sejumlah kerusakan mulai tampak di beberapa bagian jalan.
Berdasarkan pantauan warga, LSM dan juga media ini, ketebalan jalan yang bervariasi juga jenis material jalan menjadi salah satu penyebab utama kerusakan tersebut. Di beberapa titik, dan dinilai jauh dari standar yang seharusnya.
“Pekerjaan ini benar-benar mengecewakan. Baru beberapa hari selesai jalan sudah mulai rusak di banyak titik. Dan yang sangat disayangkan proses pekerjaannya sampai dengan saat ini ta kunjungan dikerjakan, kami sangat menyayangkan, dengan anggaran sebesar itu, hasilnya tidak maksimal,” ujar masyarakat Desa Taopa Utara Ibu Undo pada media ini.
Selain itu, masyarakat tersebut juga mengeluhkan akses jalan mereka terhambat akibat terhalangi material jalan yang tak kunjung di kerjakan. Bahkan saat ini kenderaan roda empat tidak bisa melintasi jalan tersebut.
“Kami sangat sayangkan proses pekerjaan jalan ini. Padahal ini menjadi harapan kami setelah berpuluh-puluh tahun adanya perbaikan jalan didesa kami, namun setelah dilakukan perbaikannya kami meresa sangat kecewa dengan hasilnya. Ditambah lagi saat ini, entah apa penyebabnya proses pekerjaannya terhenti di pertengahan pelaksanaannya, ” ungkapnya.
Akibat dari proyek pekerjaan jalan tersebut, masyarakat desa harus menempuh perjalanan berputar arah melewati dua desa untuk keluar masuknya masyarakat setempat ke ibukota kecamatan Taopa.
Pantauan media ini, terdapat lebih dari dua puluh titik jalan mengalami kerusakan mulai dari keretakan badan jalan, patahnya disetiap sambungan badan jalan. Dan yang parahnya dalam keretakan jalan terlihat secara sengaja badan jalan di tutupi dengan campuran semen dan pasir untuk menghilangkan pandangan masyarakat atas kerusakan jalan tersebut.
“Kayaknya dorang tidak kasi padat lapisan jalan, karena beberapa titik itu kalau di injak deng kaki, itu babunyi kosong. Bisa jadi karena tidak padat atau bisa jadi juga karena proses pengecoran yang tidak padat. Makanya babunyi kalo diinjak,”ungkap Amli seorang masyarakat setempat.
Waktu proses pengecoran, pihak pelaksana kata dia sepertinya tidak menggunakan plastik pengalas coran.
“Kalo kita lihat pengecoran jalan beton yang dikebun kopi, itu dipakekan plastik sebelum dicor. Sempat saya liat, waktu dorang ba cor, so te pake plastik dasar,”jelas Amli dalam logat bahasa setempat.
Sementara, Kepala Bidang Bina Marga DPUPRP Parigi Moutong, I Wayan Mudana, yang dikonfirmasi terkait keretakan dan kerusakan jalan enggan memberikan keterangan lebih.
Dia hanya mengatakan saat ini pekerjaan tersebut dihentikan sementara, karena menunggu hasil tes laboratorium.
“Kami hentikan dulu untuk sementara, sambil menunggu bagaimana hasil tes laboratorium,” kata Mudana via WhatsApp.
Namun, hingga berita ini diturunkan, I Wayan Mudana juga belum memberikan informasi seputar hasil tes laboratorium. Bahkan terhitung sejak dikonfirmasi kurang lebih sebulan, pihak DPUPRP belum juga memberikan informasi hasil lab.