Aksi Damai ARP Di Kecamatan Taopa : Masyarakat Protes Rencana Penutupan Tambang

Aksi Damai ARP Di Kecamatan Taopa, Masyarakat Protes Rencana Penutupan Tambang
Aksi Damai ARP Di Kecamatan Taopa, Masyarakat Protes Rencana Penutupan Tambang Yang Ada di Hulu Sungai Taopa

SEPERDETIK.COM – Aksi damai kemabli lagi di Kecamatan Taopa, kini unjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Penambang (ARP) menyuarakan protes mereka atas upaya rencana penutupan tambang yang ada di hulu sungai Taopa Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Motong. Senin 10 Februari 2025.

Aksi dimulai dari jembatan Desa Taopa dan berakhir di Kantor Kecamatan Taopa sekitar pukul 11.00 Wita. Dalam tututanya masa aksi tersebut dengan tegas menolak rencana penutupan tambang yang berpotensi membawa dampak sosial maupun ekonomi bagi masyarakat setempat.

Dalam tuntutannya, massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Penambang tersebut menyampaikan empat tuntutan yaitu sebagai berikut :

Mendorong pemerintah untuk menetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dengan tidak menghentikan aktivitas tambang pertambangan yang saat ini sedang berjalan.

Pemerintah wajib mencari solusi konkrit dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika aktivitas tambang ditutup.

Meminta Kapolsek, Danramil, dan camat serta pemerintah setempat untuk memberikan kebijakan kepada masyarakat untuk tetap melakukan aktivitas pertambangan, sembari menunggu pengusulan WPR.

Dan jika pertambangan harus ditutup, maka wajib hukumnya untuk menghentikan seluruh aktivitas pertambangan di wilayah kabupaten Parigi Moutong.

Selain itu, Ilham yang juga salah satu Kordinator Aksi tersebut menyampaikan, berkaitan dengan adanya pro kontra aktivitas tambang yang ada di hulu sungai Taopa, seharusnya pemerintah bijak dalam mengambil sikap terkait penutupan aktivitas tambang.

“Kami meminta pemerintah bijak dalam mengambil sikap terkait penutupan aktivitas tambang ini. Mengingat, pertambangan yang ada saat ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat untuk menghidupi keluarganya, ” jelasnya.

Dalam orasinya, iya juga menegaskan, mereka oknum-oknum yang mengatasnamakan Pemerintah dan mendukung penutupan tambang adalah mereka yang hari ini hidup dari uang rakyat dan tidak pernah lagi khawatir terhadap ancaman kelaparan.

Bahkan, kami menilai tuntutan untuk menutup aktivitas tambang yang ada di Kecamatan Taopa dengan dalih kerusakan lingkungan, terkesan tebang pilih. Faktanya, saat ini aktivitas tambang bukan hanya ada di Kecamatan Taopa melainkan ada beberapa titik yang tersebar di wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

“Melihat banyaknya aktivitas tambang yang ada di Kabupaten Parigi Moutong saat ini. Ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang ada di Kabupaten Parigi Moutong menggantungkan hidupnya di tambang,” ungkapnya

Kedatangan massa aksi hari ini juga menawarkan solusi kepada pemerintah agar bagaimana para penambang dan pengguna air sungai sama-sama menerima manfaat.

“Bukan hanya pengguna air sungai yang butuh hidup, tapi masyarakat penambang juga butuh hidup. Sehingga, penutupan tambang bukanlah solusi yang tepat,” tuturnya.

Selain itu, masa aksi juga sempat menyoroti adanya dua anggota DPRD yang ikut menyuarakan penutupan tambang pada aksi sebelumnya. Mereka menyampaikan anggota DPRD jangan hanya menjadi profokator bagi masyarakat.

“Selama ini mereka dimana sebagai perwakilan rakyat. Kok tiba-tiba muncul menyuarakan penutupan tambang yang ada, mereka tahu tidak seperti apa kehidupan masyarakat selama ini sebelum dan setelah adanya tambang ini, ” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, aksi menyuarakan penutupan tambang dilakukan oleh beberapa Pemerintah Desa yang mengatasnamakan forum kades pada 4 Februari 2025.