SEPERDETIK.COM – Aktivitas Pertambangan Emas Tampa Izin (PETI) di Desa Karya mandiri Kecamatan Ongka Malino Kabupaten Parigi Moutong kembali menyita perhatian publik. Pasalnya ada pengakuan Pemerintah Desa (Pemdes) Setempat atas oknum kordinator yang punya peran dalam berjalannya aktivitas PETI Karya Mandiri.
Padahal sebenarnya aktivitas Peti Karya Mandiri sudah dilakukan penertiban berkali-kali oleh pihak berwajib. Namun aktivitas tersebut seakan tidak mau berhenti.
Terakhir aparat Kepolisian Polda Sulteng melakukan penertiban secara tegas dengan memasang spanduk yang memuat ancaman pidana bagi penambang ilegal sesuai Pasal 158 dan/atau Pasal 161 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Namun, mencuat isu aktivitas ilegal tersebut masih beroperasi meskipun secara sembunyi sembunyi pasca penertiban beberapa minggu terakhir.
Mewakili masyarakat Kades Karya Mandiri Nurman membeberkan, bahwasanya selama ini aktivitas ilegal tersebut di koordinasi oleh beberapa orang diantaranya, Gustiawan.
Gustiawan disebut sebagai kordinator yang berperan penting dalam kontribusi bagi bagi hasil dari Peti sesuai komitmen awal yang sudah disepakati bersama pihak penambag maupun masyrakat termaksud kepada pemerintah desa setempat.
Senada dengan yang disampaikan salah seorang masyarakat yang tidak mau dibeberkan namanya pada media ini. Ia mengatakan, selain Gustiawan,ada juga oknum kordinator bernama Rival.
Rival juga berperan dalam kepengurusan kordinator tersebut. Rival awalnya bertindak sebagai bendahara dalam kordinator lapangan dari aktivitas tambang emas ilegal yang ada di Desa Karya Mandiri, meskipun saat ini menejemen terbentuknya kordinator tersebut tidak jalan lagi.
“Sebelumnya memang terjalin Komitmen antara pemodal bersama pihak penambag melalui kordinator Gustiawan bersama Rival yang menyepakati beberapa komitmen antara masyarakat juga perintah desa setempat, ” ungkap Kades Karya Mandiri pada media ini Jumat 30/5
Ia menjelaskan, seiring berjalannya waktu, kedua kordinator tersebut tidak lagi menjalankan komitmen yang dibangun sebelumnya. Atau mengingkari kesempatan sebelumnya.
Lebih lanjut disampaikannya, meskipun saat ini kordinator yang sebelumnya disepakati untuk berperan menjalankan komitmen tersebut saat ini sudah tidak lagi terorganisir dengan baik.
Namun kedua orang ini masih punya peran penting dalam kelancaran aktivitas ilegal yang ada di Desa Karya Mandiri hingga saat ini.
“Memang untuk bantuan yang masuk ke desa berupa pembangunan desa hak rakyat Karya Mandiri kami akui ada pada sebelumnya. Tapi yang kami sesalkan ada komitmen yang mereka janjikan untuk keamanan sampai saat ini tidak ada. olehnya itu kami pemerintah desa setempat yang menjadi sasaran oleh pihak keamanan maupun pihak pihak lainnya yang masuk, ” jelasnya.
Kades Norma juga mengatakan, selain dari kesepakatan bagi hasil persen untuk keamanan, kordinator Gustiawan juga pernah menjanjikan persenan untuk kordinasi jagas alat sebesar 25 jta peryunit. Namun sampai saat ini kami tidak tahu apakah komitmen ini tersalurkan atau tidak.
Pasca penertiban kemarin terdapat satu alat berat yang masih beroperasi dan kegiatan tersebut berjalan di kordinasi langsung oleh Gustiawan dan Rival. Termaksud adanya beberapa alat lainnya masih disembunyikan diduga akan beraktivitas kembali.
Diantaranya dua alat berat disembunyikan di wilayah sungai mereh, dan sebahagian lainnya di bendugan akua dan satu alat berada di atas lokasi Peti yang saat ini masih beroperasi.
Sementara itu, wartawan media ini mencoba melakukan konfirmasi langsung pada oknum yang diduga kordinator Peti GUSTIAWAN. Namun sampai dengan saat ini ia belum mengapi konfirmasi dari media ini meskipun terlihat pesan watsapp sudah Tercontreg dua hijau.
Lain halnya dengan oknum yang bernama Rival, saat wartawan media ini mencoba melakukan klasifikasi atas kebenaran kabar tersebut, Rival malah tidak mau diklarifikasi media ini lewat sambugan telepon.
“Kalau mau ambil keterangan bisa langsung ke rumah. Maaf, saya tidak kenal bapak mewakili media apa, wartawan apa, mau melakukan klarifikasi kesaya. Untuk klarifikasi lebih baiknya di rumah bukan lewat chat atau telpon, ” balasnya pada media ini.