SEPERDETIK.COM – Aksi penolakan aktivitas tambang ilegal yang dilakukan Forum Kepala Desa Taopa dan Moutong pada Selasa, 4 Februari 2025. menuai pro kontra dari berbagai kalangan masyarakat, diantaranya anggta Asosiasi Penambangan Rakyat Indonesia (APRI) Fahrudin Pombode.
Terkait permasalahan PETI yang ada di hulu sungai Taopa tersebut, anggota DPC APRI Sulawesi Tengah Fahrudin Pombode angkat bicara. Ditemui di rumahnya Fahrudin menyampaikan, aksi yang dilakukan terkesan ada unsur ajang politik demo tolak tambang sehingga terkesan memprofokasi antara pendukung tambang dan pro tambang yang ada di wilayah Kecamatan Taopa.
“Ingat menurut data bes kami, kurang lebih 35% masyarakat yang tersebar di wilayah 4 desa di kecamatan Taopa bergantung pada mata pencaharian dilokasi tambang untuk menghidupi keluarganya dan menyekolahkan anak anaknya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, mengenai adanya pro kontra tambang ini, kata ia, lebih baik didiskusikan secara bersama-sama, padahal ada ruang untuk menyelesaikannya dengan cara yang lebih baik dari dua bela pihak.
Fahrudin menambahkan, saat ini ada kehawatirkan jika ada nanti demo susulan dari para pendukung pro tambang, mengigat sudah ada informasi dimasyarakat akan ada aksi pro tambang menyuarakan dampak sosial yang mereka rasakan jikalau penutupan secara cepat ini dilaksanakan.
“Olehnya itu, saya rasa untuk hal hal ini dapat di pertimbangkan bersama, mulai dari aksi penolakan dengan alasan pencemaran air, begitu pula dengan dampak sosial yang dikhawatirkan masyarakat dari pro tambang saat ini, ” jelasnya.
Ia juga menyoroti adanya dua anggota DPRD yang ikut aksi menyuarakan penolakan dengan tegasnya dari penyampaian ketua DPRD Parigi Moutong.
“Selama ini mereka dimana sebagai perwakilan rakyat. Apakah mereka mengetahui masyarakat saat ini anak anaknya sudah bisa kuliah dari hasil menambang, apakah mereka tidak pikiran seperti apa jikalau keputusan penutupan tambang ini secara langsung akan meberikan dampak kepada anak-anak yang saat ini sedang menempu pendidikan, “tegasnya.
Betapa kecewanya anak anak ini mendengar kabar dari orang tuanya jikalau orang tuanya menyampaikan saat ini kami tidak lagi punya penghasilan lebih untuk membiayai sekolah kalian. Mungkin itu saat dari beberapa dampak sosial yang perlu kita pahami dilingkungan masyarakat nantinya.
“Disini saya tidak menyalahkan masyarakat menambang dan juga tidak menyalahkan para masyarakat pendemo, namun demikian marilahkita sama sama berfikir sehat berfikir secara positif. Kita cari solusi bersama dengan kebaikan bersama, jangan seakan-akan hanya mencari pangung semata memikirkan kepentingan sendiri sendiri, ” pungkasnya.